Alkisah di negeri Entah Berantah,terdapat sebuah kerajaan yang cukup makmur. Raja dari kerajaan tersebut sangat memperhatikan kehidupan rakyatnya. Beliau tidak ingin rakyatnya hidup kekurangan , walaupun hanya satu orang saja. Untuk mengetahui kondisi kehidupan rakyat yang sebenarnya, beliau tidak mau langsung percaya dan menerima begitu saja informasi yang diberikan bawahannya. Beliau ingin mengecek secara langsung keadaan yang sesungguhnya. Untuk itu, beliau turun langsung ke pelosok kerajaannya. Beliau berkeliling dari satu desa ke desa lainnya dengan berjalan kaki. Karena jalan di pedesaan masih sangat terjal, maka kaki rajapun menjadi sakit dan lecet-lecet.

Sekembalinya ke Istana, beliau langsung memerintahkan bawahannya untuk membentangkan karpet ke seluruh jalan desa di Kerajaannya agar raja lebih nyaman dalam perjalanannya. Namun, tentu saja hal itu sangat sulit untuk dilaksanakan, karena kerajaan tersebut sangatlah luas. Tak terbayangkan berapa banyak karpet yang dibutuhkan.

Untuk mengatasi masalah yang dihadapi raja, ada seorang bawahan yang mempunyai ide cemerlang. Bagaimana kalau yang dibuat halus sepatu raja saja. Maka didesainlah sepatu raja yang nyaman di bagian dalam, namun keras di bagian luar. Sehingga, sepatu raja tersebut cocok dipakai ke desa-desa dan kaki rajapun tidak sakit dan lecet-lecet.

Dari cerita tersebut, dapat kita analogikan dengan lingkungan kita. Terkadang dalam perjalanan kehidupan yang kita jalani, ada rasa kecewa yang merasuk dalam diri kita. Kadang kita kecewa karena obyek/lingkungan sekitar kita  tak kunjung berubah seperti keinginan kita. Kadang kita juga kecewa karena lingkungan tempat tinggal kita tidak kondusif, tingkat kepahaman masyarakat kitapun masih sangat rendah. Dan masih banyak lagi hambatan dan tantangan kehidupan yang mau tidak mau membuat hati kita kecewa. Sebelum kita merasa kecewa, cobalah kita renungkan kembali penyebab kekecewaan kita itu. Mungkin persepsi kita saja yang salah dalam memandang setiap permasalahan. Ketika kita dikatakan tidak bisa membaur dengan lingkungakita, ketika ada anggapan kita eksklusif oleh teman-teman kita, mungkin hal itu benar adanya. Namun sebelum kita menyalahkan mereka, ada baiknya kita pikirkan bagaimana seandainya kita di pihak mereka? Toh mereka belum tahu bahwa mereka salah. Seharusnya sebagai orang yang bijak, kita dapat lebih memahami kondisi mereka. Jangan sampai kita menutup diri dari lingkungan kita, hanya karena kita berbeda. Jangan sampai kita hanya mau bergaul dengan orang-orang yang sehaluan dengan kita dan mengesampingkan yang lain. Mari bersama-sama kita rangkul/berbaur dengan semuanya, sehingga orang lain tidak merasa segan dan pekewuh lagi dengan kita. Mulai sekarang ubahlah persepsi kita dan terima mereka bagaimanapun adanya.

Categories: artikel

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *